July melangkah masuk.
Senyum mengembang di wajahnya. Aku menatapnya heran.
“Dia percaya ke gue?”
“Ya. Persahabatan kita
kembali lagi.” Senyum July makin lebar.
“Astaga, thanks, Ly!
Harusnya gue yang jelasin, bukan lo. Thanks banget!”
“You know…” ucap July.
“That’s…”
“…best friend what for!”
potongku. Kami tertawa.
“Oke, jadi lo tenang aja
Ver. Ahahaha,”
Malam itu, aku dan July
bercengkrama dalam tawa.
***
Aku bangun dengan senyum
tergambar di wajah. Segala yang terjadi semalam membuatku berseri, tentu saja.
Beberapa menit kemudian,
aku selesai mandi dan sarapan. Umm, ada schedule apa aku hari ini? Kulirik
kalender meja.
Pemotretan untuk majalah The Fashion.
Hanya satu. Baguslah,
aku bisa meminta maaf pada orang yang telah terabaikan olehku.
Srekkk
Aku membuka tirai
jendela. Huah, segar sekali udara ini. Kapan terakhir aku merasakannya? Kurasa
sudah beberapa bulan lalu.
Dari apartemenku, aku
bisa melihat aktifitas orang-orang berlalu lalang. Tapi karena halaman
apartemenku yang sejuk dipenuhi pepohonan, aku bisa merasakan kesegaran yang
lama tak kurasakan karena terkungkung dalam penjara kesibukan.
Kurasa aku harus
mengurangi job.
Aku ingin menikmati hari
seperti sebelum aku menjadi model.
Kubiarkan tirai terbuka.
Udara kebebasan ini menyenangkan hati.
Jam menunjukkan pukul 7
pagi. Pemotretanku pada jam 8. Manajerku kurasa sudah menunggu. Aku segera
melangkah kebawah.
Sebelum melangkah, aku
kembali ke jendela. Kuhirup lagi dalam-dalam udara sebelum menutup jendela dan
tirainya.
Srekkk
Hatiku terasa lapang dan
lega.
To Be Continued
NOTE:
Hai semua, apa kabar? Pengurus membawakan kelanjutan Sang Diva. Sepertinya, satu part lagi ending.
Sekian dulu. Kelanjutannya (mungkin) akan terbit minggu depan. Mohon, mohon ya, komentarnya. Terimakasih!
Hai semua, apa kabar? Pengurus membawakan kelanjutan Sang Diva. Sepertinya, satu part lagi ending.
Sekian dulu. Kelanjutannya (mungkin) akan terbit minggu depan. Mohon, mohon ya, komentarnya. Terimakasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari... ^_^