Pindah ke kcrda.blogspot.com | Selamat datang di blog ini. Semoga berguna ^^ Kami tunggu apresiasinya :)

Minggu, 27 Oktober 2013

Frenemies - Part 3 END

Frenemies Karya L
Kriing.. Kriing.. Kriing..
"Apa sih, berisik banget,” pikir Marina.
Marina kembali melanjutkan tidurnya.
Kriing.. Kriing.. Kriing..
Iih, apaan sih? Gue udah enak-enak tidur, nih berisik banget dah.” Marina kesal, karena ia sendiri kemarin tidak memasang alarm.
Kriing.. Kriing..
Tiba-tiba alarm itu mati.
“Kak, bangun! Woy, udah jam 6 kurang loh,” adiknya yang bernama Tania memanggil Marina dengan keras. Rupanya tadi suara alarm Tania.
“Eh, Tania! Iya?” Marina kaget. Ia lupa kalau hari ini ia bertugas doa, dan pastinya ia tidak boleh terlambat.
“Iya kak! Cepet mandi, nanti Kakak telat loh,” adiknya mengingatkan.
“Iya deh dek,” Marina menjawab dengan bernada mengantuk.
Sebenarnya, Marina kemarin malam tidak bisa tidur, karena masih teringat pada masalah Cervinna dan kawan-kawannya itu. Tantangan apa yang harus ia lakukan pada hari ini, apakah ia bisa melakukannya, hal seperti itulah yang masih menyangkut di benaknya.
***
Sekolah, 09.00
“Eh temen-temen, liat deh. Tuh dia udah dateng,” seru Cervinna.
“Siapa?” tanya Rafirra.
“Itu tuh, yang tadi telat… hahaha masa petugas doa telat sih? Ditelat-telatin biar makin malu gitu? Hahaha,” kata Cervinna dengan girang.
“Hai,” sapa Marina.
“Eh elo, tumben ya telat. Lo kan biasanya dateng duluan. Apa lo takut sama tantangan hari ini, gitu?” Cervinna meledek.
“Nggak, gue telat karena, ya kemaren gue pulang malem, ada acara keluarga kemaren soalnya,” jawab Marina.
“Yaudah deh, kita mulai aja. Hal pertama, lo harus berani nembak cowo gue. Gapapa, gue cuma mau tau aja lo berani ga kaya gitu. Pokoknya pulang sekolah lo langsung nembak dia. Kalo diterima, oke lo boleh back, kalo ditolak…you failed. Inget! Lo harus nembak cowok gue yang KETIGA.” Cervinna menjelaskan.
“Yang ketiga? Siapa dia?” Marina bertanya.
“Kepo deh anda. Orangnya bukan yang dulu.” jawab Octavy.
“Udah, cukup? Oke. Yang kedua apa Ra?” tanya Cervinna.
“Mmm.. gini. Dulu kita suka main di sana kan, deket tebing itu? Nah, lo hari ini harus ..” Rafirra berpikir-pikir. “Oh nggak! Gini-gini. Yang gampang aja deh. Ini ga seserius Cervinna. Lo isengin satu cowok nakal di kelas lo. Itu aja,” kata Rafirra.
“Hmm, Ra, kayanya lo kemaren ga bilang kaya gini deh,” Cervinna berkata dengan muka masam.
“Udah ah, biarin,” Rafirra berkata dengan tegas. Rafirra sengaja membuat tantangan yang gampang, karena sebenarnya ia tidak mau menguji Marina. Saat bermusuhanpun, ia sebenarnya tidak mau ikut-ikutan, hanya demi persahabatan saja dia asal menurut yang lainnya.
“Yang ketiga itu dari Octavy. Katanya, dia mau lo jelekin hasil ulangan lo, kan katanya hari ini ada ulangan IPS kan?” Cervinna bertanya kepada Octavy.
“Ehm… ga jadi deh. Bukan itu Cer. Gini aja, Mar, lo coba bergaya alay disekitar anak-anak cewek. Simple kan?” kata Octavy.
Kalau dilihat dari tantangannya, rupanya Rafirra dan Octavy lebih memberi tantangan simple. Kalau Cervinna tidak, karena seperti inilah yang terjadi sesungguhnya, pacar Cervinna yang kedua pernah ditembak Marina, dan akhirnya setelah tujuh bulan menjadi pacar Marina, hubungan Marina dengan dia putus. Bukannya Cervinna bisa jadian lagi, malah laki-laki itu mencari perempuan lain.
Marina pun bergaya alay ditengah teman-teman perempuannya.
Gaya-gaya itu dianggap biasa saja, tapi melihat itu Octavy sudah puas. Untuk tantangan Rafirra, begini,
Plak!
“Sapa sih?” tanya Tommy dalam hati.
Tidak ada jawaban atau seorangpun disitu.
Plak!
“Marina! Ngapain lo…” tanya Tommy lagi.
“Hehe..” Marina hanya tertawa dan keluar.
“Apa banget sih lo, gatau adat banget.. Sok kuat lo, cih..” Tommy berkata dalam hati.
Marina sudah pergi dengan muka ceria.
***
Pulang sekolah.
“Marina lo masih belom nembak dia? Cepet sonoh nembak.” kata Cervinna kesal.
“Gini, Cer. Gue tau kenapa lo musuhin gue. Hal yang sama. Jadi, gue gak mau lakuin, nanti lo
makin marah. Gue tau itu,” kata Marina jujur.
“Umm. Oke. Gue rundingin dulu ya.” kata Cervinna.
***
“Udah, begini. Lo udah berhasil ngejalanin semua tantangan dari kita bertiga. Buat
tantangan yang dari gue, itu gue cuman mau nguji lo. Lo masih inget, apa lupa. Baguslah, lo
inget. Dan lo boleh banget, balik lagi ke sini, ke sahabat-sahabat lo, ke bestie-bestie lo yang selalu menerima lo kapanpun lo butuh. Welcome back!” Cervinna tersenyum.
“Hahahaha emang ga enak musuhan, enakan temenan. Udah yoo kita pulang bareng naik angkot!” ajak Octavy.
“Yomann!” jawab Rafirra.
Dan mereka pun kembali bersahabat, seperti sediakala.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari... ^_^