Pindah ke kcrda.blogspot.com | Selamat datang di blog ini. Semoga berguna ^^ Kami tunggu apresiasinya :)

Senin, 13 Mei 2013

Sang Diva - Sekuel Silverista - Part 4 END

Karya R
Sang Diva
Kurenggangkan otot-ototku. Lelah? Tentu saja. Tapi bibirku masih merenggangkan senyum yang sama sejak pagi.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi.
Senyumku lenyap. Kenapa nomor Rafa sibuk?
Kucoba sekali lagi. Tetap sama.
Kenapa dia? Sangat kesalkah padaku hingga mengabaikanku?
Aku beralih ke nomor Dynda.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.
Hya, ini lagi. Tidak aktif? 


Handphoneku berdering. July.
"Halo?"
"Ya, July?
"Lo lagi sibuk?"
"Ngga, lagi free. Ada apa?"
"Ke kafe Caca O ya!"
"Ngapain?"
"Lo kira mau ngapain? Ya ketemuan lah! Sampai nanti!" Klik.
Kafe Caca O?


***
“Gue udah di depan, Ly.”
“Masuk lah! Ke meja nomor 11!”
“Oke.”
Aku melangkah masuk. Kulihat July duduk tenang di salah satu meja.
“Hei!” lambainya.
“Oh, hei!” Kafe ini memang sepi, atau hanya perasaanku saja?
July tersenyum sangat manis sampai aku curiga.
Pet!
Semua lampu mati. Ck, generator kafe ini gimana sih?
“Selamat ulang tahun, kami ucapkan,” nyanyian beberapa orang terdengar. Aku menoleh.
Ada Dynda, beberapa kawan SMAku, dan… Rafa. Mereka terssenyum membawa kue tart.
Mataku terbelalak. Kaget? Terkejut? Sudah tentu. Senang? Bahagia? Sangat!
Hampir saja air mataku jatuh. Terharu, tepat. Senyum terlukis di bibirku.
“Thanks,” suaraku nyaris tak terdengar.
“Tiup lilinnya, dong!” pinta Dynda seraya merekahkan senyum lebar. “Make a wish!
Aku meniup lilin pelangi berbentuk angka 21, sambil mengucapkan permohonan. Berkati persahabatanku yang indah in Tuha… Terimakasih, Amin.
“Hehe, gimana?” Rafa cengengesan.
“Ih! Kalian mau bikin gue jantungan ya!” jariku menuding.
Senyum usil tercetak jelas di wajah tertuduh. “Kita Cuma pengen nyadarin lo dari kesalahan lo! Kita bosen diabaiin. Lo udah tau rasanya, kan?” Tanya Dynda lembut.
“Sorry, ya,” ucapku tulus. “Thanks udah mau nyadarin gue. Thanks kejutannya,”
“Masih ada, lho!” July menyeletuk. A, Dynda, Rafa, dan kawan-kawanku mengeluarkan sesuatu.

Present for our Model Princess!” seru mereka kompak.
“Astaga, thanks!” tatapanku menyapu kotak-kotak kado warna-warni itu. “Thanks!” ucapku lagi, memeluk Dynda, July, tiap kawanku, dan yang terakhir, Rafa. “Makasih,” lirihku.
Sorakan ‘Cieee…’ menggema di penjuru kafe. Aku tertawa. Siang itu kami akhiri dengan tawa ceria.
Our friendship can’t be erased, always and forever…
THE END
NOTE:
Bagaimana? Komentar diharapkan untuk kemajuan cerpen dan blog, terimakasih! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari... ^_^