Sang Diva |
Oke, sekarang aku kembali sendiri dan kesepian.
Apakah kalian ingin tahu, apa yang terjadi padaku dan Dynda?
Baiklah.
Ini semua dimulai dari salah paham dan diperparah kecuekanku sebab kesibukan yang meninggi.
Jadi begini.
Dynda melihatku berjalan bersama seorang lelaki dan menganggap aku mengkhianati sepupunya.
Hei, tunggu dulu, jangan menyalahkanku! Sudah kukatakan, ini salah paham. Lelaki itu seorang sutradara yang menawariku untuk membintangi sebuah film. Tapi kutolak, karna seperti yang kalian tahu, aku sangat sibuk oleh profesi model. Dan... Kesalahpahaman terus berlanjut. Aku tidak tahu kesalahpahaman Dynda dan tak akan pernah tahu kalau saja July, sahabatku lainnya yang juga sahabat Dynda, mengatakannya padaku.
Lalu... Apakah Rafa tahu?
Tidak. Meski karna kesalahpahaman itu Dynda kecewa dan menjauhiku, ia bukan tipe menusuk-dari-belakang. Ia bukan musuh dalam selimut, bukan, dia bukan pengkhianat.
Ah, ya. Aku menjelaskan pada July segala kesalahpahaman itu dan July memercayaiku. Ia berusaha menjelaskan pada Dynda, tapi Dynda yang terlanjur kecewa tidak mau mendengarkannya.
Aku memejamkan mata. Mengingat saat July datang kesini.
"Ver, gue udah berusaha jelasin ke Dynda segalanya. Tapi dia gak mau dengerin segala yang menyangkut nama lo. Sori,"
Aku tersenyum. "Gak, harusnya gue yang minta maaf. Gue terlalu sibuk, ngabaiin sahabat. Harusnya gue yang jelasin, bukan lo," ucapku. Kuremas tangan July. "Thanks, atas pengertian lo yang gue butuhin banget."
July mengulas senyum. Ia menepuk bahuku. "That's what best friends are for, sob,"
Aku ikut tersenyum.
Saat itu, aku sangat mengingatnya. Raut penyesalan July yang terekam menambah sesalku, menggalinya lebih dalam.
Ah.
'Ting Tong,'
Sekejap, aku membeku, otakku bertanya-tanya. Siapa?
Beberapa detik kemudian aku tersadar. Langsung aku melangkah ke arah pintu dan membukanya.
July.
Ada apa?
To Be Continued
NOTE:
Mohon komentar, kritik dan saran. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari... ^_^